Puisi Jalaluddin Rumi Cinta dalam diam. Beliau adalah seorang filsuf, teolog, dan penyair Persia yang terkenal di dunia Barat. Ia lahir di Balkh, Afghanistan pada tahun 1207 dan menjadi salah satu tokoh sufi terkemuka di dunia Islam. Rumi dikenal karena karyanya yang luas dan kuat dalam bahasa Persia, terutama di antara para pencinta poesi dan sufi di seluruh dunia. Karyanya yang terkenal termasuk “Mathnawi” dan “Diwan-e Shams-e Tabrizi”, yang keduanya merupakan kumpulan puisi dan cerita filosofis yang menjelajahi tema-tema seperti cinta, kebenaran, dan keberadaan. Rumi juga dikenal karena ajarannya yang menekankan pada kebaikan hati, kasih sayang, dan pemahaman universal.
Rumi memiliki pengaruh yang luas di dunia Islam dan di Barat, dan banyak dianggap sebagai salah satu penyair terbesar dalam bahasa Persia. Ia terkenal karena gaya bahasa yang indah dan puisi-puisinya yang menyentuh tentang cinta, kebaikan, dan kebenaran. Rumi juga dikenal karena ajarannya yang menekankan pada pengalaman spiritual yang dalam dan pemahaman tentang hakekat diri yang terkait dengan Tuhan.
Rumi mengajar di sekolah yang dikenal dengan nama “Madrasah-e Madar-al-Sharif” di Konya, Turki, yang kemudian menjadi tempat tinggalnya setelah ia pindah dari Balkh. Ia menjadi guru bagi banyak murid dan pengikut, dan menyebarkan ajarannya melalui ceramah-ceramah dan puisi-puisinya. Rumi juga merintis sebuah gerakan spiritual yang dikenal dengan nama “Mevlevi”, yang terkenal dengan upacaranya yang disebut “Sema”.
Rumi meninggal pada tahun 1273, tetapi karyanya terus dikagumi dan dipelajari sampai sekarang. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh sufi terkemuka di dunia Islam dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar dalam bahasa Persia. Karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain, termasuk bahasa Inggris, dan terus dipelajari dan dikagumi oleh para pencinta poesi dan spiritualitas di seluruh dunia.
Isi Puisi jalaludin rumi cinta dalam diam
Aku memilih mencintaimu dalam diam
Karena dalam diam tak akan ada penolakanAku memilih mencintaimu dalam kesepian
Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali akuAku memilih mencintaimu dalam kesepian
Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali akuaku memilih memujamu dari kejauhan
karena kejauhan melindungiku dari rasa sakitaku memilih menciummu dalam angin
Bukankah bibirku juga akan merasakan kelembutan dari angin?Aku memilih memilikimu dalam mimpi
Jalaludin Rumi
Karena dalam mimpiku, kamu tidak akan pernah mati
Baca Juga:
Penjelasan puisi jalaludin rumi cinta dalam diam
Puisi ini menggambarkan keinginan seseorang untuk mencintai seseorang secara diam-diam, karena takut ditolak atau merasa tidak memiliki hak atas orang yang dicintainya. Orang tersebut memilih untuk mencintai dari kejauhan karena merasa lebih aman dan tidak terluka, dan memilih untuk mengungkap perasaannya dalam mimpi karena merasa bahwa di dalam mimpi, cinta tersebut tidak akan pernah berakhir. Puisi ini mengekspresikan rasa cinta yang penuh dengan keraguan dan ketakutan, namun juga berisi harapan bahwa cinta tersebut akan terwujud dalam suatu bentuk atau cara.
Di samping mengekspresikan perasaan cinta yang penuh dengan ketakutan dan keraguan, puisi ini juga menggambarkan bagaimana seseorang bisa merasa terisolasi dan sendirian saat mencintai seseorang. Orang tersebut memilih untuk mencintai dalam kesepian karena tidak ada orang lain yang memiliki orang yang dicintainya, kecuali dirinya sendiri. Ini menunjukkan betapa sulitnya seseorang merasa memiliki hak atas orang yang dicintainya, dan bagaimana ia merasa harus berjuang sendiri untuk mendapatkan cinta tersebut.
Puisi ini juga mengungkapkan tema cinta yang tidak terbalas. Orang tersebut memilih untuk memujamu dari kejauhan, bukannya mengungkapkan perasaannya secara terbuka, karena takut mengalami sakit hati jika cintanya tidak terbalas. Tema ini sering muncul dalam puisi dan literatur lain, menggambarkan bagaimana seseorang bisa merasa terisolasi dan terluka saat mencintai seseorang yang tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang penuh dengan ketakutan, keraguan, dan rasa terisolasi, namun juga mengandung harapan bahwa cinta tersebut akan terwujud dalam suatu bentuk atau cara.